Meta Sintesis
Cara penelitian tanpa harus melakukan pengumpulan data sendiri, secara konvensional atau online tidak hanya pada riset kuantitatif, pada riset kualitatif pun dapat dilakukan. Metode penelitian yang dimaksud disebut dengan meta sintesis. Josh Newton dari Deakin University menyebutkan nama lain bagi meta analisis, yaitu qualitative meta-analysis dan meta-ethnography[1]. Jan Charstina menegaskan bahwa meta analisis adalah metode penting dalam penelitian kualitatif, “Meta-synthesis is an important method that provides valuable insights into the qualitative research area.[2]”
Sebagaimana penelitian kualitatif yang pada umumnya bertujuan untuk: (1) membangun teori; (2) menjelaskan teori; dan (3) mengembangkan teori melalui serangkaian penelaahan secara holistik dan alamiah, maka metode meta sintesis pun sama tujuannya. Hanya saja, metode meta sintesis berupaya menelaah fenomena dengan mengintegrasikan beberapa hasil penelitian kualitatif. Secara konseptual, pengintegrasian ini akan menghasilkan konsep yang lebih kuat dari pada penelitian kualitatif tunggal. Selain itu, meta sintesis dapat mengembangkan pengetahuan yang ada pada saat ini dengan memadukan beberapa hasil penelitian kualitatif dari beberapa topik yang berbeda sehingga memberikan kerangka kerja yang lebih luas untuk aplikasi penelitian berdasarkan pengetahuan baru.
Penelitian meta sintesis lebih dari sekadar merangkum beberapa hasil penelitian. Meta sintesis berupaya menemukan interpretasi baru dari temuan-temuan penelitian primer. Meta sistesis menggabungkan hasil studi fenomenologis dari pengalaman seseorang yang secara alamiah bersifat eksploratif-deskriptif dan interpretatif untuk memperluas pemahaman tentang fenomena dan asosiasi dengan kondisi terkini. Hal ini memungkinkan terjadi melalui integrasi beberapa studi kualitatif yang saling terkait.
Jan Chrastina menjelaskan beberapa pendekatan untuk menyintesis hasil penelitian kualitatif yang kaya secara konseptual dan potensial untuk menghasilkan bukti tingkat tinggi untuk penelitian dan transfer pengetahuan. Beberapa pendekatan tersebut, antara lain: (a) meta etnografi; (b) sintesis tematik; (c) sintesis naratif; (d) meta ringkasan; (e) sintesis interpretif kritis; (f) teori dasar; (g) meta-narasi; (h) sintesis kerja bingkai; (i) triangulasi ekologis; (j) analisis lintas kasus kualitatif; dan (k) meta-studi, termasuk meta-metode, meta-data dan meta-teori. Meta etnografi adalah pendekatan yang pertama kali dikembangkan dan merupakan metode yang paling umum digunakan dalam ilmu sosial dan penelitian psikologi dan pendidikan[3].
Peneliti yang akan melakukan penelitian meta sintesis akan melalui tujuh tahapan sebagaimana disebutkan oleh Jan Chrastina, yaitu:
[1] Josh Newton, Qualitative Meta-Synthesis, https://www.deakin.edu.au/data/assets/ pdf_file/0019/681022/4-Josh_meta-analysis.pdf, diakses pada 14 April 2020.
[2] Jan Chrastina, Meta-Synthesis of Qualitative Studies: Background, Methodology and Applications, https://www.researchgate.net/publication/327114468_META-SYNTHESIS_OF_QUALITATIVE_STUDIES_BACKGROUNDMETHODOLOGY_AND_APPLICATIONS, diakses pada 14 April 2020.
[3] Ibid.
[4] Ibid.
Copyright © 2021 daristamin.com · All Rights Reserved