Selain tentang ayah, kisah di balik kemuliaan maupun kehinaan seseorang akan dikaitkan dengan sosok wanita yang melahirkannya. Pertanyaan, siapa ibunya, lazim muncul untuk menemukan mata air yang mengaliri saluran perjalanan hidup seseorang.
Ibarat gula dengan manisnya, keberkahan hidup Anas bin Malik tidak bisa dilepaskan dari Ummu Sulaim, wanita yang dijuluki Rumaysho. Dia adalah ibu Anas bin Malik. Wanita yang berkarakter tabah, cerdas, dan berani. Pembelaannya terhadap Rasulullah sangat luar biasa. Dialah wanita yang menggendong Anas bin Malik saat usia delapan tahun untuk berkhidmat di rumah Rasulullah.
Ibarat susu dengan putihnya, kefaqihan tabi’in ternama, Urwah bin Zubair, tidak bisa dipisahkan dari Asma, ibundanya. Wanita jujur nan dermawan yang menyifati karakter ayahnya yang juga kakeknya Urwah, yaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq. Ketegaran, keberanian, pengorbanan, dan kebijaksanaan Asma mengalir dalam diri Urwah.
Ibarat darah dengan merahnya, kisah heroik empat syuhada bersaudara dalam perang Qadisiyyah, tidak bisa dipisahkan dari Al-Khansa, ibu mereka. Wanita penyair pertama dalam sejarah dakwah Rasulullah. Motivator tangguh di tengah kecamuk perang melawan Kekaisaran Sasaniyah dari Persia.
Ibarat matahari dengan sinarnya yang cemerlang, kecerdasan dan ketinggian ilmu Imam Asy-Syafii tidak bisa dilepaskan dari Fatimah binti Ubaidillah, ibunya. Dalam tubuh Asy-Syafii mengalir darah Nabawi. Asy-Syafii terlahir sebagai yatim. Dibesarkan dalam keterbatasan harta. Namun, semangat dan perjuangan ibunya agar Asy-Syafii berilmu sungguh sangat luar biasa. Dialah yang telaten membangunkannya sebelum fajar tiba. Memandikan, mengantarkan, dan menitipkan putranya itu kepada guru di majelis ilmu. Padahal usianya masih sangat belia.
Itulah gambaran cetak biru pendidikan anak untuk para ibu. Bacalah kisah mereka. Teguklah segala hikmah dari cara mereka mendidik anak-anaknya. Kedekatan seorang ibu dengan anaknya adalah nilai lebih untuk peranannya dalam tarbiyah. Tutur kata, gerak-gerik, bahkan firasatnya adalah wahana pembelajaran bagi anak. Faktor ibu sangat determinan untuk mewujudkan cita-cita masyarakat Islam idaman.
– Daris Tamin –